Nini, tante Dian, Alika dan Fira..pagi2 belum mandi udah dayung
Bunda dan anak gadisnya
Menikmati nasi TO sambil menghayal ditemenin Indra Brugman(Lho?)
Disamping Hotel, sebelah kirinya Bubur Zenal, dikanan Nasi TO
Demi suatu kenangan buat anak2, aku coba menulis liburan ini, untuk sebuah harapan sederhana agar liburan singkat dan menyenangkan itu akan selalu tertanam dalam benak dan menjadi goresan yang indah bagi masa kecil anak-anakku...
Rencana perjalanan ke Garut memang sudah di rencanakan awal2 liburan, sebenarnya salah satu alasannya juga yaitu mengajak ibu ku, sang nenek yang perlu refreshing. Pilihan liburan memang bermacam-macam, kali ini yang diinginkan adalah tempat wisata yang tidak terlalu jauh paling tidak kurang dari 1/2 hari perjalanan dengan mobil dan memiliki tempat penginapan yang menyenangkan buat anak, satu lagi biayanya murah...
Alhasil dari nanya kiri-kanan, browsing ini itu, phone kesana-kemari, diputuskanlah tujuan ke Garut, Tasikmalaya plus Bandung kalau sempat, dan menginap di Danau Dariza Resort
Kamis, 3 Juli 2008, Garut
Anggota rombongan : Ayah, Bunda, Nini, Tante Dian, Fira, Raihan, Nadhif. Berangkat dari Jakarta jam 06.30, dengan perkiraan lewat tol Cipularang 2 jam plus Bandung to Garut 1 jam total perjalanan 3 jam, karena diharapkan sampai disana udara masih belum belum terlalu panas untuk anak2 langsung berenang. Melewati tol Cipularang, Bandung, menuju Jalur Selatan ke arah Tasikmalaya berbelok ke wilayah kota Garut. Kota Garut ternyata sudah menjadi salah satu tujuan pariwisata di Jawa Barat, khususnya Bandung, Tasik dan sekitarnya. Area wisatanya terletak di daerah atau jalan Cipanas, dimana sepanjang jalannya penuh penginapan dan hotel besar maupun kecil, dan rata-rata menyediakan pemandian air panas. Banyak pilihan penginapan representative disana selain Danau Dariza tempat kita menginap, ada juga Sumber Alam, Sabda Alam, Tirta Gangga, Kampung Sampireun , dll.
Danau Dariza Resort tempat kita menginap adalah sebuat penginapan dengan villa yang terletak diatas air, tepatnya diatas danau buatan. Jadi pemandangan teras belakang adalah danau dengan sampan-sampan dan sepeda perahu berbagai macam bentuk. Plus design dari masing2 villa yang bergaya rumah daerah Sunda, Minang, Batak dan Timor timur, unik banget. Keseluruhan dinding villa berupa bilik dari bambu dan rotan. Kamar mandinya didesign dari batu-batuan alam, etnik. Daaan yang buat anak2 kesenengan adalah kolam renang dengan mini waterboom, yaaah...lumayan buat seru2an.
Sampai di hotel jam 09.30..sesuai rencana anak2 langsung berenang, untuk kolam kecil airnya hangat, cumaaa berhubung dibuka juga buat umum, wadoh kayak cendol di mangkok, puenuh, Bunda sampai pusing liatnya, apalagi matahari tambah menyengat. Satu lagi yang pengen dikomentarin, kalo dideketin dalam jarak 1 meter baru kelihatan airnya kotor brrrhhh, sementara anak2 gak perduli..sudah lupakan yg penting mereka senang.
Sore hari di villa kita mendayung-dayung disampan, kalau mau juga bisa pakai jatah sepeda air yang disediakan hotel 1 x pemakaian bagi penghuni vila. Bedanya kalau sepeda air ada setirnya, jadi jalan terarah, sementara kalau sampan tergantung penumpang, kalau penumpangnya punya IQ cukup memadai bisa dengan cepat menangkap arah angin dan mengendalikan sampan tapi kalau agak2 lemot, pasrah muter2 aja ditempat aja tu sampan...(secara Bunda dan tante Dian sampannya sempet muter2 ditempat dan nyasar ke kolong villa) ..artinya IQ ^&%#$%*(@$(*.....diprotes anak "Ini kita mau ngapain sih Bun, kok nggak jalan2 cuma bolak-balik doang?". Padahal tangan gue udah kapalen dan keringetan megang dayung...
Malam hari romantiis banget suasananya, sambil duduk2 di teras memandang danau yang bercahaya tertimpa kilatan lampu2 kuning dari teras2 villa, wow cantik. Udara dan angin dingin sekali ternyata, villa memang tidak pakai AC tapi angin malam dingin menyelip melalui celah bilik dinding kamar, malam itu semua kedinginan. PS: bawa selimut kalo gak tahan...
Jumat, 4 Juli 2008
Pagi2 anak2 sudah jejeritan di danau sepertinya para penghuni villa ramai2 ikut turun dari kahyangan ke danau, semua berdayung ria..Kalau mau breakfast sudah disediakan di restoran unik yang terletak dibagian belakang hotel, breakfastnya lumayan. xoxo
Jam 8 pagi kita sudah menuju Sabda Alam Resort & Taman Air yang letaknya persis berhadapan dengan Danau Dariza, mau berenang di Waterboom. Tiket masuk 30.000/org, karena termasuk hari libur (Jumat?). Permainan airnya lumayan lengkap, ditambah ada outbond dan flying Fox (bayar lagi 5000,-). Yang paling penting diingat adalah JANGAN LUPA pakai sunblock, ampun panas mataharinya menyengat, meski udara dan anginnya dingin. Komentar Bunda : Makin siang pengunjung makin ruame..fenuh fuh, air kolam tambah butek, kata tante Dian (karena Bunda gak berenang) didasar kolam licin ada lumut, bikin ill feel, dan yang buat ill beneran adalah dengan cueknya Nadhif dan Alika nyelem2 sambil mangap, Masya Allah naak rasa apa tuh aer ? ...That's Garut...
Jam 13.00 setelah Ayah kelar Shalat Jumat, kita check out menuju Tasikmalaya, mampir sebentar makan siang di pusat kota Garut, trus cao..bye..bye Garut kota kecil yang menyenangkan, someday we'll be back.
Tasikmalaya
Perjalanan Garut Tasikmalaya memakan waktu 1 jam. Melalui kelokan tajam berbukit-bukit, dipinggir jurang dan menyisir jajaran sawah terasering. Jam 16.00 tiba di kota Tasik, kebetulan Nini sudah membooking hotel Flamboyan di jalan Galunggung letaknya tepat di tengah kota Tasik, ditengah-tengah tempat wisata kuliner..hehe niat banget.
Hotel Flamboyan adalah penginapan sederhana tetapi bersih dan nyaman, kelebihannya yaitu ditengah kota, serta berdekatan dengan bubur Ayam Zenal dan Nasi TO (you know TO ? Tutug Oncom) nu urang Sunda mah geus ngartos, tiasa...Cuma gak habis pikir aja Bubur Ayam Zenal di Tasik yg kota kecil di gang sempit pula dengan harga yg menurut gue luar biasa...1/2 porsi aja 10 ribu, tapi yang ngantri bisa mobil mewah dan berplat Jakarta semua.
Bunda cuma seneng aja makan di TO, karena menurut hal ikhwal (taela) itu warung TO yang punya ibunya Indra Brugman (ha??? yg bener?). Trus kata Ayah, "Mau jadi mantunya? tapi tiap pagi jualan nasi tutug..gimana?" (Indra Brugman..mmhh..pikir2 boleh juga..hehe), aiiih jangan nawarin dong Ayah.
Jajanan lain di Tasik ? Ada Mie Tasik Tiara Mulya di jalan Galunggung, mie nya kecil2 lembuut bener dan slrupphhh nyam, ada rujak honje yg rasanya ajaib2 getes....Terus ada lagi Es sirop Bojong, es campur tapi pake duren, wow yang ini bikin ketagihan apalagi yg doyan duren kalau diminum dingin2 wuiih nikmat, sensasinya di tenggorokan bikin merem melek. Sirop bojong nya ternyata juga terkenal, buatan sendiri dan biasanya sirupnya dibawa berbotol-botol ke Jakarta buat oleh2 (gak ngerti apa bedanya wong cuma sirup gula pake sepuh merah doang kok?).
Kalau malam hari ada Sate sapi dan Ayam goreng tasik, tempatnya berupa warung2 kecil, sangat sederhana, tapi Nadhif makan sate sampai nambah2, maklum biasa dapat sate ayam sekarang dikasih sapi. Yang ngetop lagi sebenarnya ada Bakso dan Mie Laksana, setahuku dekat Mesjid Agung Tasik, tapi aku nggak sempat nyoba keburu kepenuhan perut ini.
Sabtu, 5 Juli 2008
Setelah muter2 keliling Tasik naik andong, wisata kuliner, ke tempat kerajinan bordir tasik, dan belanja sepatu di toko sepatu Maher, eh yang ini gue mau cerita..toko sepatu Maher itu di jalan Ikik Wiradikarta, udah kuno bener, buatan sendiri pula, yang jualan kakek dan nenek, kakek sebagai penjaga sepatu, nenek sebagai kasir, kompak banget, sepatu yg dijual nggak fashion, model jadul, tapii kuaat bener, harganya rata2 100 s.d 150 ribu, kulit bahannya, warnanya hanya tiga.. coklat, hitam, putih (illfeel gak sih) at the first sight aku nggak terlalu tertarik ngeliat tu sepatu kuno, secara mata tante ini udah kebiasaan liat jejeran sepatu di Centro, tapii waktu dicoba dikaki.. sumprit! langsung gue beli, enak bo nyaman. So don't judge the book from the cover...
Jam 13.00 kita check out dari Hotel Flamboyan, kali ini langsung menuju Bandung, dengan perjalanan 2 jam terasa lelah banget, mungkin efek 2 hari yang full activity yah tidak berasa kalau badan penat sekali. Karena mampir dulu untuk makan siang dan belanja-belanji kerajinan tangan di Rajapolah, akhirnya baru tiba di Bandung jam 19 an. Bermalam di rumah om maman di Murarajeun, tidur nyenyak, mungkin akibat gratis (manusiawi bukan?).
Minggu, 6 Juli 2008
Pagi2 sudah siap2 mau ke lapangan Gazibu didepan gedung Sate. Sekaligus mau ketemu Oma dan Opa. Mertuaku memang ada acara senam Asma bersama di Gedung Sate. Trus kaki setelah itu udah gak bisa menahan diri ke Lap. Gazibu didepannya. Lihat pasar kaget di Gazibu, ya ampun tambah ramai aja, tambah ajaib2 barangnya, tambah seruuu dan tambah murah, panik Bunda, bahaya mengancam kantong & dompet..
Ke Bandung Sabtu Minggu? noway deeeh...ngapain macet2 di hari libur..? ..jadi udah niat tidak akan pergi kemana2 kecuali seputaran Muararajeun, gedung sate, or hanya sekedar beli nasi timbel di Istiqomah, itupun naik angkot aja. Pokoknya nggak mau kena macet !
Malamnya dari Bandung kita jam 21.00 menghindari macet, tapi ternyataaaa keluar tol Pasteur masih macet deh, yak ampun Bandung..Bandung..luar biasa daya tariknya. Tiba Jakarta jam 12.00, 3 jam Jakarta Bandung akibat antrian panjang di pintu keluar Bandung. It's OK yang penting anak2 tidak terganggu, karena mereka semua sudah terbang melayang, tidur sejak mobil keluar dari gerbang Muararajeun.
2 comments:
wah. asyik nih kayaknya jalan2nya.
kapan2 mau coba juga ah...
pingin ke gunung galunggung di tasik.
gak ada yg lain apa slain sabda alam waterpark?kalau ada yg lain di kawasan garut/tasik tolong dibikin ya postingnya..tolong banget....
Post a Comment